Lingkaran Merah melambangkan keberanian, seorang yang beraura kuat, bergairah dan memberi energi kepada
sesama untuk menyerukan gasagan agar terlaksananya suatu tindakan yang
terus-menerus tanpa terputus.
Warna
hitam melambangkan perlindungan, sesuatu yang negatif,
mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, perasaan yang dalam, dan juga harga
diri. Warna ini juga digunakan untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasan setiap
anggotanya.
Warna
putih melambangkan iman, kesucian dan kemurnian dari setiap
anggotanya.
Tulisan
Teater Pinggiran dan IAIN Palangka Raya melambangkan suasana seni
teater yang terlingkupi olehnya, di bawah naungannya, dan wadah berkarya para pegiat
teater di ruang seni tersebut.
Batang
Garing atau Pohon Kehidupan dalam suku Dayak melambangkan
keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan
alam, dan manusia dengan Tuhan. Hal ini mereflesikan bahwasanya Teater
Pinggiran merupakan suatu keharmonisan, baik terhadap sesama, alam, dan
Tuhannya. Batang Garing ini dilingkupi oleh tulisan Teater Pinggiran dan IAIN
Palangka Raya, yang mana diharapkan dengan adanya tersebut dapat memberikan
motivasi dan kebaikan terhadap proses-proses yang dilalui dan dijalani oleh
Teater Pinggiran.
Dua
Wajah atau Topeng dengan Ornamen Dayak melambangkan sebuah karakter tokoh dari
wajah para anggota, dan tentunya dengan beragam ekspresi, serta juga merupakan unsur utama dalam teater.
Digambarkan dengan ekspresi berbeda, sama halnya dalam setiap pertunjukan,
bahwasanya ekspresilah menjadi salah satu daya tarik dari setiap pertunjukan,
bukan hanya pada para permain, namun juga penonton. Ekspresi banyak bentuknya,
namun dalam Logo ini diwakilkan dengan kedua tersebut (bahagia dan murung).
Sedangkan, ornamen Dayak melambangkan kehidupan para pemain atau anggota dan
Teater Pinggiran di tanah Dayak, dengan warna merah yang berarti kegigihan dan keberanian
dari setiap anggotanya. Tidak hanya itu, ornamen Dayak adalah harapan untuk
seluruh anggota teater agar dapat bahagia dan terus mengukir karya di tanah
Dayak ini, juga harapan dalam mengharumkan namanya di luar daerah.
Budaya berasal dari kata budi
dan daya dimana budi adalah akal pikiran yang menjadi pondasi dalam kebudayaan,
sementara daya adalah upaya untuk merealisasikan wujud karya seni yang
memberikan makna tersirat bagi setiap pegiat teater untuk merencanakan proses yang
akan dijalani dalam bentuk ide, imajinasi dari daya pikir, kumpulan gagasan,
dan pola kreasi yang akan dikonsep. Mencari suatu estetika dalam karya agar
dapat diwujudkan dan mengandung nilai tersirat didalamnya.
Aksi melambangkan bentuk nyata
dari hasil budaya tiap langkah yang diambil untuk dilestarikan, dimana hal ini
memberikan makna agar selalu bergerak terus dalam berkarya dan bermakna demi
para penikmat seni. Dengan polesan kreasi dan inovasi, sikap haus akan
pengalaman memupuk diri demi beraksi dimanapun, mencari celah untuk
berpartisipasi dalam berperan.
Hasil
melambangkan inti dari budaya dan aksi. Karena keduanya tersebut
merupakan suatu proses atau langkah yang dijalani, sehingga memberikan apa yang
diharapkan (hasil).