Selasa, 30 Agustus 2022

PUISI : Seruan Untuk Pemuda



SERUAN UNTUK PEMUDA
Karya : Fitriani

Hari ini kau tegak memandang diri
Menilik paras hingga kaki
Berbangga diri dalam sanubari
Berlenggak-lenggok dihadap matahari

Rupa tanpa malu
Laksana bermuka dua
Terbesit dengan angkuh
Melangkah tegas tanpa jejak menapak

Terbesit masa perjuangan berteriak, berpeluh keringat 
menguras pikiran, tenaga, darah, dan nyawa tuk meraih kemerdekaan dambaan insan sejati

Kini apa!
Tunas-tunas bangsa dengan angkuh memusnahkan harapan, memupuskan asa
Menenggelamkan ribuan senyuman, menyesak, mencekik diri.
Tiada andil atas bumi pertiwi ini
Hanya berfoya di atas derita ranting-ranting tua.

Ku ketuk ribuan pintu-pintu tertutup
Dimana jutaan impian tunas muda terlena 
Terbuai bius moderenisasi
Asik dalam dekapan teknologi
Bercumbu dalam bunga-bunga firdausi fana

Bangunlah pemuda,
Bangkitlah,
Sadarlah,
Bumi pertiwi kita kini dijajah
Merangsak, menyeruak dan memangsa kita dengan gemilang
Tanpa banjir darah
Bak serigala berbulu domba
dijajah ala elok hasratnya
penjajahan modern ini namanya

Bangkit lah pemuda
Bangkit lah pemuda Indonesia 

Mana rasa simpatimu
Mana rasa cinta tanah airmu
Kemana kini pemuda berhati bersih? 
Sudi mengabdi untuk bumi ini
Kemana sekarang pemuda berkemauan baja? 
Sudi mengamalkan kaidah negara
Kemana pemuda bersemangat elang? 
Sudi merakit energi menciptakan semangat pejuang

Bangunlah pemuda
Bangkitlah 
Bergeraklah
Melangkahlah tanpa tergesa
Berlarilah meraih cita dan asa
Tinggalkan jejak -jejak emas  dan
Biarkan sayap-sayap perkasa mengembang mengangkasa
Menghiasi langit memenuhi bumi
Hingga dunia penuh warna oleh kita
Bangkitlah pemuda
Berkaryalah
Agar bumi pertiwi damai sentosa selamanya
Gemah ripah loh jinawi abadi



Pembaca Puisi : Fitriani, Nadia, Refi
Actor : Hayati, Lilis, Mayra dan Eka
Musik : Fauji dan Fata

FILOSOFI LOGO TEATER PINGGIRAN IAIN PALANGKA RAYA

 


Lingkaran Merah melambangkan keberanian, seorang yang beraura kuat, bergairah dan memberi energi kepada sesama untuk menyerukan gasagan agar terlaksananya suatu tindakan yang terus-menerus tanpa terputus.

Warna hitam melambangkan perlindungan, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, perasaan yang dalam, dan juga harga diri. Warna ini juga digunakan untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasan setiap anggotanya.

Warna putih melambangkan iman, kesucian dan kemurnian dari setiap anggotanya.

Tulisan Teater Pinggiran dan IAIN Palangka Raya melambangkan suasana seni teater yang terlingkupi olehnya, di bawah naungannya, dan wadah berkarya para pegiat teater di ruang seni tersebut.

Batang Garing atau Pohon Kehidupan dalam suku Dayak melambangkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Hal ini mereflesikan bahwasanya Teater Pinggiran merupakan suatu keharmonisan, baik terhadap sesama, alam, dan Tuhannya. Batang Garing ini dilingkupi oleh tulisan Teater Pinggiran dan IAIN Palangka Raya, yang mana diharapkan dengan adanya tersebut dapat memberikan motivasi dan kebaikan terhadap proses-proses yang dilalui dan dijalani oleh Teater Pinggiran.

Dua Wajah atau Topeng dengan Ornamen Dayak melambangkan sebuah karakter tokoh dari wajah para anggota, dan tentunya dengan beragam ekspresi, serta juga  merupakan unsur utama dalam teater. Digambarkan dengan ekspresi berbeda, sama halnya dalam setiap pertunjukan, bahwasanya ekspresilah menjadi salah satu daya tarik dari setiap pertunjukan, bukan hanya pada para permain, namun juga penonton. Ekspresi banyak bentuknya, namun dalam Logo ini diwakilkan dengan kedua tersebut (bahagia dan murung). Sedangkan, ornamen Dayak melambangkan kehidupan para pemain atau anggota dan Teater Pinggiran di tanah Dayak, dengan warna merah yang berarti kegigihan dan keberanian dari setiap anggotanya. Tidak hanya itu, ornamen Dayak adalah harapan untuk seluruh anggota teater agar dapat bahagia dan terus mengukir karya di tanah Dayak ini, juga harapan dalam mengharumkan namanya di luar daerah.

Budaya berasal dari kata budi dan daya dimana budi adalah akal pikiran yang menjadi pondasi dalam kebudayaan, sementara daya adalah upaya untuk merealisasikan wujud karya seni yang memberikan makna tersirat bagi setiap pegiat teater untuk merencanakan proses yang akan dijalani dalam bentuk ide, imajinasi dari daya pikir, kumpulan gagasan, dan pola kreasi yang akan dikonsep. Mencari suatu estetika dalam karya agar dapat diwujudkan dan mengandung nilai tersirat didalamnya.

Aksi melambangkan bentuk nyata dari hasil budaya tiap langkah yang diambil untuk dilestarikan, dimana hal ini memberikan makna agar selalu bergerak terus dalam berkarya dan bermakna demi para penikmat seni. Dengan polesan kreasi dan inovasi, sikap haus akan pengalaman memupuk diri demi beraksi dimanapun, mencari celah untuk berpartisipasi dalam berperan.

Hasil melambangkan inti dari budaya dan aksi. Karena keduanya tersebut merupakan suatu proses atau langkah yang dijalani, sehingga memberikan apa yang diharapkan (hasil).

PUISI : Insan Sendiri Pelakunya

https://www.instagram.com/p/Ch3r_cCJdmJ/?igshid=YmMyMTA2M2Y= Insan Sendiri Pelakunya   Karya : Fitriani Eloknya alam semesta jag...